Pondok969 – 6 Pohon yang Ternyata Tidak Boleh Ditanam dari Bijinya

Fresh, organic apple plucked from the branch.

Apa Bunda beberapa kali menanam pohon buah dari bijinya? Ternyata ada beberapa pohon buah yang tidak boleh ditanam dari biji. Kenapa ya? Mari bahas di sini yuk, Bunda.

Menanam pohon buah dari biji memang terdengar menyenangkan dan hemat biaya. Banyak dari Bunda mungkin berpikir dengan menyimpan biji dari buah yang dibeli di pasar maka bisa menumbuhkan pohon serupa di pekarangan rumah.

Faktanya, tidak semua pohon buah cocok ditanam dari biji. Bahkan sebagian besar justru berisiko menghasilkan pohon dengan buah yang berbeda dari induknya atau butuh waktu bertahun-tahun untuk mulai berbuah.

Menurut para ahli hortikultura, beberapa pohon buah sebaiknya diperbanyak melalui metode vegetatif seperti cangkok atau okulasi (grafting), bukan dari biji. Grafting adalah proses menggabungkan batang bawah (rootstock) yang kuat dan tahan penyakit dengan batang atas (scion) dari varietas buah yang diinginkan.

Dengan cara tersebut, hasil buah lebih bisa diprediksi dan masa panennya pun lebih cepat. Jika Bunda ingin taman rumah dipenuhi pohon buah produktif, penting mengetahui jenis pohon mana saja yang tidak disarankan ditanam dari biji.

Pohon buah yang tidak boleh ditanam dari biji

Berikut deretan pohon buah populer yang sebaiknya tidak ditanam dari biji menurut ahli pertanian dan kebun mengutip situs web Martha Stewart.

1. Apel

Pohon apel mungkin terlihat mudah ditanam dari biji, terutama ketika bijinya tersedia dalam jumlah banyak setelah Bunda konsumsi. Namun para ahli menyarankan untuk tidak menanam apel dari biji.

Biji apel biasanya hasil dari penyerbukan silang. Ini berarti tanaman baru yang tumbuh dari biji tersebut tidak akan sama dengan pohon induknya. Buah yang dihasilkan bisa berbeda jauh dari segi rasa, ukuran, maupun warna.

Sebagai gantinya, pohon apel sebaiknya ditanam melalui grafting. Teknik ini menjamin bahwa pohon baru memiliki sifat sama persis dengan varietas unggul yang diinginkan.

Selain itu, grafting juga memungkinkan Bunda memilih rootstock yang mampu mengontrol tinggi pohon serta meningkatkan ketahanan terhadap penyakit.

2. Ceri

Seperti apel, pohon ceri juga mengalami penyerbukan silang secara alami sehingga bijinya tidak bisa menjamin pohon baru yang identik dengan induknya. Menurut para pakar, biji ceri bisa tumbuh, namun besar kemungkinan pohon yang dihasilkan akan berbeda secara genetik dan tidak menghasilkan buah sesuai harapan.

Beberapa bibit dari biji bahkan bisa tidak berbuah sama sekali atau sangat rentan terhadap penyakit. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik dan stabil, para profesional tanaman lebih memilih menanam ceri dari bibit yang telah digrafting dengan rootstock kuat dan tahan penyakit.

3. Pir

Pohon pir merupakan salah satu pohon buah yang juga tidak disarankan ditanam dari biji. Biji pir mengandung kombinasi genetik yang tidak selalu stabil sehingga tanaman yang tumbuh dari biji bisa menghasilkan buah dengan rasa dan tampilan yang jauh berbeda dari induknya.

Beberapa bibit dari biji bisa menghasilkan buah yang kurang layak konsumsi.

Untuk menghasilkan buah pir yang sesuai dengan standar pasar atau konsumsi pribadi, para ahli menyarankan untuk memperbanyak tanaman ini dengan cara stek atau cangkok dari pohon yang sudah terbukti menghasilkan buah berkualitas.

Dengan cara tersebut, karakter buah seperti rasa manis, tekstur renyah, dan ukuran bisa dipertahankan.

4. Pisang

Berbeda dari buah lainnya, pisang yang Bunda konsumsi umumnya tidak memiliki biji. Pisang varietas Cavendish yang umum dijual di pasar merupakan buah hasil perbanyakan vegetatif dan tidak berkembang biak dari biji.

Jika Bunda menemukan pisang yang memiliki biji maka tekstur akan sangat keras dan tidak bisa ditanam dengan mudah. Biji pisang juga bisa sangat berbahaya jika dikunyah karena berisiko melukai gigi.

Untuk menanam pisang, cara terbaik adalah dengan menanam bagian rimpang atau anakan (sucker) dari pohon induk. Perbanyakan vegetatif ini menjamin hasil buah yang sama dengan induknya dan lebih cepat berbuah.

5. Persik (Peach)

Pohon persik, termasuk varietas nektarin, memang bisa tumbuh dari biji. Namun hasilnya tidak bisa dipastikan akan sama seperti buah aslinya.

Varietas persik modern biasanya merupakan hasil grafting dari spesies induk Prunus persica yang telah disilangkan dan diseleksi selama berabad-abad. Menanam dari biji justru berisiko menghasilkan buah dengan rasa yang mengecewakan atau tidak berbuah sama sekali.

Oleh karena itu, jika Bunda ingin menanam pohon persik di rumah maka sangat disarankan membeli bibit yang sudah di-grafting dari varietas unggul. Dengan begitu, Bunda bisa mendapatkan buah berkualitas tinggi dengan pertumbuhan yang lebih terjamin dan waktu panen juga lebih cepat.

6. Ara (Fig)

Pohon ara atau fig sebenarnya bisa menghasilkan biji di daerah yang hangat. Namun menanamnya dari biji bukanlah pilihan terbaik.

Di daerah beriklim lebih dingin, pohon ini tidak akan menghasilkan biji yang matang karena membutuhkan musim tanam panjang dan bantuan serangga khusus (sejenis lebah ara) untuk penyerbukan.

Lebah tersebut jarang ditemukan di daerah dingin sehingga pohon ara yang ditanam dari biji seringkali gagal berbuah. Solusi terbaik dengan memperbanyak pohon ara dengan metode stek batang. Dengan cara ini, Bunda bisa mendapatkan tanaman yang identik dengan induknya dan bisa berbuah lebih cepat.

Tidak semua pohon buah cocok ditanam dari biji karena risiko hasil yang tak sesuai atau waktu panen yang terlalu lama. Dengan memilih metode grafting atau perbanyakan vegetatif lainnya, Bunda bisa menikmati hasil panen lebih cepat dan berkualitas baik.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *