
Suka menambahkan tomat ke dalam menu harian Bunda? Jika ingin turun berat badan, mungkin Bunda bisa memahami cara diet tomat yang bisa membantu mengecilkan lingkar pinggang secara efektif.
Menurunkan berat badan memang bukan perkara mudah. Diperlukan komitmen jangka panjang, kombinasi pola makan sehat, dan olahraga yang konsisten. Namun tahukah Bunda bahwa tomat bisa menjadi bagian penting dari strategi diet yang efektif?
Buah berwarna merah cerah ini ternyata menyimpan berbagai manfaat yang tak hanya menyehatkan tapi juga mendukung penurunan berat badan secara alami. Tomat kaya akan vitamin, mineral, protein nabati, dan serat.
Kandungan kalori yang rendah membuat tomat menjadi camilan sehat yang mengenyangkan namun tetap bersahabat bagi timbangan. Bahkan tomat mampu membantu meningkatkan metabolisme, mengendalikan nafsu makan, dan mendukung proses pembakaran lemak.
Dengan begitu, tomat bisa menjadi pilihan bijak saat Bunda ingin makan camilan tanpa rasa bersalah. Selain itu, tomat juga mengandung antioksidan kuat seperti likopen, beta-karoten, dan flavonoid yang membantu melawan radikal bebas dan memperlambat proses penuaan sel.
Kandungan air yang tinggi dalam tomat (sekitar 95 persen) juga berkontribusi dalam menjaga tubuh tetap terhidrasi, salah satu kunci sukses dalam program diet.
Manfaat tomat untuk menurunkan berat badan
Mengutip Times of India dan Health Shots, berikut manfaat serta cara diet dengan tomat untuk turun berat badan.
1. Rendah kalori
Tomat merupakan salah satu makanan rendah kalori yang padat nutrisi. Menurut pakar gizi Haripriya. N., satu buah tomat ukuran sedang hanya mengandung sekitar 16 hingga 32 kalori sehingga sangat aman dikonsumsi dalam jumlah yang cukup banyak tanpa mengkhawatirkan penumpukan kalori.
Hal ini sangat menguntungkan bagi Bunda yang sedang diet karena bisa merasa kenyang tanpa harus merasa bersalah. Dengan mengganti camilan tinggi kalori seperti keripik atau makanan olahan dengan tomat segar, Bunda dapat memangkas asupan kalori harian. Ini penting dalam menciptakan defisit kalori, yaitu kunci utama dalam menurunkan berat badan.
2. Tinggi serat
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Biology, tomat kaya akan serat. Tomat mengandung dua jenis serat penting, yaitu serat larut dan tidak larut.
Serat larut membantu memperlambat proses pencernaan sehingga membuat Bunda merasa kenyang lebih lama. Sementara serat tidak larut membantu mempercepat pergerakan usus, menghindari sembelit, dan menjaga kesehatan saluran cerna.
Kombinasi kedua serat ideal bagi Bunda yang ingin mengontrol porsi makan. Selain itu, serat dalam tomat juga bermanfaat dalam mengurangi keinginan makan makanan manis atau berlemak karena tubuh merasa cukup kenyang.
3. Meningkatkan metabolisme tubuh
Konsumsi tomat secara rutin dapat meningkatkan pengeluaran energi tubuh bahkan saat sedang beristirahat. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa tomat dapat meningkatkan Resting Energy Expenditure (REE), yaitu jumlah kalori yang dibakar tubuh saat tidak melakukan aktivitas.
Ini bagus, meski Bunda hanya duduk diam, tubuh tetap membakar lebih banyak kalori berkat efek tomat. Kandungan vitamin C dan kalium dalam tomat juga membantu memperlancar proses metabolisme.
Vitamin C berperan dalam pembakaran lemak saat berolahraga, sementara kalium membantu menyeimbangkan cairan tubuh dan mengurangi retensi air yang menyebabkan kembung. Kombinasi tersebut membuat tomat menjadi pilihan cerdas untuk diet sehat.
4. Memiliki indeks glikemik rendah
Dengan indeks glikemik hanya sekitar 38, tomat termasuk makanan yang lambat menaikkan kadar gula darah. Makanan dengan indeks glikemik rendah penting untuk menjaga kadar insulin tetap stabil sehingga tubuh tidak menyimpan kelebihan gula sebagai lemak.
Tentu sangat bermanfaat bagi Bunda yang ingin menurunkan berat badan, terutama penderita prediabetes atau diabetes. Gula darah yang stabil juga berperan penting dalam menjaga energi tubuh tetap stabil sepanjang hari.
Bunda jadi tidak cepat lapar atau mengalami ‘sugar crash’ setelah makan. Konsumsi tomat bisa membantu mengatur ritme makan dan mencegah rasa lapar yang tiba-tiba muncul setelah mengonsumsi makanan tinggi gula.
5. Kaya antioksidan
Tomat adalah sumber utama likopen, antioksidan kuat yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh. Antioksidan ini juga terbukti mampu mengurangi peradangan dan stres oksidatif, dua faktor yang dapat menghambat penurunan berat badan.
Tubuh yang bebas dari stres oksidatif dapat bekerja lebih efisien dalam membakar lemak. Selain itu, kandungan flavonoid, asam klorogenat, dan beta-karoten dalam tomat juga turut memperkuat sistem imun sekaligus mempercepat proses pemulihan tubuh setelah berolahraga.
6. Menghidrasi tubuh
Sekitar 95 persen dari kandungan tomat adalah air. Air penting dalam proses metabolisme, termasuk pembakaran kalori dan detoksifikasi.
Tubuh yang cukup cairan juga tidak mudah mengalami retensi air yang membuat berat badan terlihat meningkat sementara. Hidrasi yang baik juga membantu tubuh merasa lebih kenyang sehingga mengurangi keinginan makan.
Sering kali, tubuh mengirim sinyal lapar padahal sebenarnya hanya butuh cairan. Dengan mengonsumsi tomat, Bunda mendapatkan nutrisi sekaligus air dalam satu waktu.
Resep diet tomat yang sehat dan lezat
Berikut resep diet tomat yang sehat dan lezat untuk menu makanan Bunda.
1. Salad tomat segar
Bahan:
2 buah tomat ukuran sedang, potong dadu
1 buah mentimun, iris tipis
1 buah bawang merah kecil, iris halus
1 sdm minyak zaitun
1 sdm air perasan lemon
Garam dan merica secukupnya
Daun basil segar (opsional)
Cara membuatnya:
Campurkan semua bahan dalam mangkuk besar, aduk perlahan, lalu sajikan sebagai menu sarapan atau makan siang rendah kalori. Disarankan dikonsumsi saat masih dingin.
2. Sup tomat hangat
Bahan:
4 buah tomat merah segar, iris kasar
1 buah bawang bombai, iris
2 siung bawang putih, iris
2 gelas kaldu sayuran
1 sdm minyak zaitun
Garam, merica, dan daun basil secukupnya
Cara membuatnya:
Tumis bawang bombai dan bawang putih dengan minyak zaitun hingga harum. Masukkan tomat dan masak selama 5 menit. Tambahkan kaldu, didihkan 10 menit. Blender hingga halus dan sajikan saat masih hangat.
3. Jus tomat segar
Bahan:
4 buah tomat matang
1 batang seledri
1/2 buah mentimun
1 sdt cuka apel (opsional)
Garam dan merica secukupnya
Cara membuatnya:
Blender semua bahan hingga halus, saring jika perlu. Sajikan dengan tambahan es batu untuk kesegaran maksimal.
Kelompok yang perlu menghindari diet tomat
Meski sehat, tomat tidak cocok untuk semua orang. Berikut kelompok yang sebaiknya membatasi atau menghindari konsumsi tomat dalam program dietnya.
- Penderita asam lambung atau GERD: Tomat bersifat asam dan dapat memperparah gejala seperti nyeri ulu hati atau refluks asam.
- Orang dengan alergi tomat: Gejalanya bisa berupa ruam, gatal, bengkak, bahkan masalah pencernaan. Reaksi ini bisa dipicu oleh protein tertentu dalam tomat.
- Pasien penyakit ginjal kronis: Kandungan kalium dalam tomat cukup tinggi dan dapat mengganggu fungsi ginjal bila dikonsumsi berlebihan.
- Penderita IBS (Irritable Bowel Syndrome): Serat dan keasaman tomat bisa memicu perut kembung, nyeri, atau diare pada penderita gangguan pencernaan ini.
- Orang dengan masalah sendi atau arthritis: Beberapa orang percaya senyawa solanin dalam tomat dapat memicu peradangan, meski belum terbukti secara ilmiah.
- Pengidap penyakit autoimun: Senyawa alkaloid dalam tomat mungkin memicu respons imun berlebihan pada Bunda dengan penyakit autoimun.
Diet tomat bisa menjadi strategi yang sehat dan efektif untuk membantu menurunkan berat badan. Namun tomat bukanlah makanan ajaib yang bisa menurunkan berat badan tanpa upaya lain.
Kombinasikan konsumsi tomat dengan pola makan sehat dan olahraga rutin untuk hasil terbaik. Tidak lupa, konsultasikan dulu dengan dokter atau ahli gizi bila Bunda memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)