
Tahukah Bunda? Stres yang berkelanjutan atau tiba-tiba dapat memicu sakit kepala, seperti sakit kepala tegang. Stres juga merupakan pemicu migrain. Namun, kedua jenis sakit kepala ini terasa sangat berbeda satu sama lain.
Sakit kepala tipe tegang merupakan jenis sakit kepala yang paling umum. Jika mengalami sakit ini, Bunda akan merasa seperti ada ikatan ketat di sekitar dahi atau merasakan sakit terus-menerus dan tumpul yang memengaruhi kedua sisi kepala.
Sementara itu, sakit kepala migrain menimbulkan rasa nyeri pada satu sisi kepala, sensitif terhadap cahaya dan suara, mual, hingga muntah.
Bagaimana stres menyebabkan sakit kepala?
Dilansir dari laman Medical News Today, stres dapat menyebabkan gangguan tidur. Kurang tidur dapat menyebabkan sakit kepala tipe tegang dengan meningkatkan kelelahan dan membuat sistem saraf simpatik waspada.
Sakit kepala stres juga dapat berkembang karena perubahan pembuluh darah di otak. Sebuah studi pada 2021 mencatat bahwa cara pasti stres memengaruhi kejadian migrain belum jelas diketahui.
Namun, sakit kepala setelah stres mungkin disebabkan oleh perubahan pembuluh darah di otak. Selama stres emosional berlangsung, otak melepaskan zat kimia tertentu yang mengakibatkan perubahan pembuluh darah yang dapat menyebabkan sakit kepala.
National Health Service (NHS) menjelaskan bahwa setelah periode ketegangan berakhir dan kadar hormon stres menurun, otak akan melepaskan neurotransmitter yang mengirimkan pesan ke pembuluh darah.
Hal ini menyebabkan pembuluh darah menyempit dan kemudian melebar, yang mengakibatkan sakit kepala.
Ciri sakit kepala akibat stres
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, ciri-cirinya beragam, tetapi kebanyakan orang menggambarkan nyeri sakit kepala tegang sebagai:
- Tekanan dan nyeri ringan hingga sedang yang konstan
- Merasa seperti ada sesuatu yang meremas sisi kepala mereka
- Nyeri atau ketegangan pada otot leher atau otot bahu
- Kepekaan terhadap cahaya dan suara
Sakit kepala tegang biasanya berlangsung antara 30 menit, tetapi terkadang dapat berlangsung hingga seminggu, Bunda.
Sementara itu, sakit kepala migrain dapat mencakup gejala sistemik yang berkembang secara bertahap atau cepat. Gejala umum meliputi:
- Kepekaan terhadap cahaya, suara, atau bau
- Pusing
- Keinginan makan
- Panas dingin
- Perubahan suasana hati
- Menguap, kelelahan, dan kesulitan tidur
- Mual atau muntah
- Sakit kepala sedang atau parah
Serangan migrain secara keseluruhan dapat berlangsung selama beberapa jam hingga berhari-hari.
Cara mengatasi sakit kepala akibat stres
Sakit kepala secara keseluruhan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Namun, pilihan gaya hidup sehat dapat membantu Bunda mengatasi rasa nyeri tersebut.
1. Makan makanan bergizi secara teratur
Dilansir dari laman Mayo Clinic, Bunda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan seimbang dan bergizi secara teratur. Hindari melewati waktu makan, terutama sarapan. Selain itu, minum yang banyak setiap hari.
2. Olahraga secara teratur
Olahraga melepaskan zat kimia dalam tubuh yang menghalangi sinyal rasa sakit ke otak. Bicarakan dengan dokter Bunda tentang olahraga dan pilihan aktivitas yang cocok.
Aktivitas ini juga dapat dilakukan dengan berjalan, berenang, atau bersepeda. Namun, pastikan memulainya secara perlahan. Sebab, olahraga yang terlalu intens dapat menyebabkan beberapa jenis sakit kepala.
3. Tidur yang cukup
Bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari. Hindari konsumsi obat-obatan yang mengandung kafein atau stimulan lain yang dapat memengaruhi tidur. Ini dapat mencakup beberapa obat sakit kepala.
Perlu diingat juga bahwa sleep apnea dapat menyebabkan sakit kepala tipe tegang, terutama jika Bunda mengalami sakit kepala di pagi hari. Sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan berhenti dan mulai sepanjang malam.
Menemui dokter dan mendapatkan perawatan untuk mengatasi gangguan tidur ini dapat meringankan gejalanya.
4. Waspada obat pereda nyeri yang umum
Bunda dapat membeli obat pereda nyeri di apotek terdekat. Namun, penggunaan obat ini lebih dari sembilan hari dalam sebulan dapat membuat sakit kepala semakin sulit diobati.
5. Hindari konsumsi kafein dalam jumlah banyak
Kafein dapat membantu meredakan sakit kepala. Namun, penggunaan kafein dalam jumlah besar setiap hari dapat menyebabkan sakit kepala.
Nah, itulah beberapa ciri-ciri sakit kepala akibat stres yang dapat Bunda kenali hingga cara mengatasinya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)