
Masyarakat tengah dihebohkan dengan sebuah rumah makan yang menggunakan minyak babi untuk menyajikan makanannya. Minyak ini memang kerap dipakai untuk menggoreng makanan dan dipercaya dapat membuat rasanya menjadi lebih enak.
Namun, tidak semua lapisan masyarakat dapat mengonsumsi minyak babi, seperti umat Muslim karena diharamkan dalam agama Islam.
Penggunaan minyak babi ini viral setelah kasus Ayam Goreng Widuran di Solo, Jawa Tengah terungkap non-halal karena kremesnya digoreng pakai minyak babi.
Dilansir dari laman CNBC Indonesia, minyak babi atau lard memang berasal dari 100 persen lemak babi. Lemak babi memang sudah umum digunakan untuk memasak. Ini diambil dari bagian perut, bokong, dan bahu babi.
Biasanya minyak babi disimpan dalam bentuk padat dan warnanya putih krem. Minyak babi memiliki rasa yang netral, tidak berbau, bahkan ada yang tidak berasa. Itu semua tergantung dengan proses pengolahan lemak babi menjadi minyak babi.
Untuk mengetahui sebuah makanan mengandung minyak babi, ada beberapa tanda yang mungkin dapat Bunda kenali. Berikut di antaranya:
1. Makanan lebih renyah
Makanan yang mengandung minyak babi dapat dikenali dari tekstur dan aromanya. Pertama, makanan yang digoreng menggunakan minyak ini diketahui lebih renyah.
Lantaran lemak babi memiliki titik asap tinggi, minyak babi cocok digunakan untuk menggoreng dengan suhu tinggi yang akan menghasilkan tekstur renyah pada makanan.
2. Beraroma daging babi
Makanan yang mengandung minyak babi biasanya mengeluarkan aroma daging babi yang khas dan lembut.
TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/rap)